Apa itu Sejahtera?
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kita akan memulai kelas ini pada pelajaran tentang ‘Konsep Kesejahteraan dalam Koperasi’ dengan topik ‘Apa itu Sejahtera’.
Sebelumnya, saya ingin bertanya pada Anda; apakah Anda sepakat jika dikatakan bahwa koperasi selalu ‘menjanjikan’ kesejahteraan sebagai tujuannya dalam Anda berkoperasi?
Jika iya, sudah berapa lama Anda menjadi anggota koperasi? Sudahkah Anda merasa sejahtera? Atau bentuk kesejahteraan seperti apa yang koperasi janjikan pada Anda? Atau mungkin kesejahteraan seperti apa yang Anda harapkan dari koperasi?
Jika tidak, mengapa Anda masih betah menjadi anggota koperasi? Sampai-sampai anda harus mengikuti kelas ini. Bukankah anda berkoperasi adalah perbuatan yang sia-sia belaka jika apa yang dijanjikan itu tidak pernah terwujud?
Tapi saya curiganya, jangan sampai kesejahteraan yang dijanjikan oleh koperasi anda dan atau yang anda harapkan dari koperasi anda hanya semata-mata berbentuk SHU! Apakah bener begitu?
Kalau itu benar, maka saya tidak akan kaget jika koperasi anda tidak pernah bisa mewujudkan janji itu atau anda tidak pernah bisa merasakan kesejahteraan melalui koperasi. Kenapa?
Jelas dong! Namanya saja SHU (Sisa Hasil Usaha).
Itu hanya sisa-sisa saja! Namanya sisa ya nggak ada yang memuaskan, apalagi mensejahterakan! Saya sih sama sekali gak suka dengan sisa. Nggak tau dengan anda.. hahahaha… tapi seharusnya anda juga tidak suka dengan sisa loh.
***
Selanjutnya, harus diketahui bahwa salah satu faktor utama yang menentukan maju atau mundurnya sebuah organisasi, termasuk koperasi tentunya, itu adalah keberadaan orang-orang di dalamnya.
Koperasi sebagai sebuah organisasi dan perusahaan kolektif tentunya sangat menitikberatkan kemajuannya pada keberadaan orang-orang di dalamnya; mulai dari anggota, pengurus, pengawas, dan pengelolanya.
Nah, dalam konteks ini, orang-orang tersebut tentunya selalu memiliki MOTIVASI untuk bergerak dalam memajukan koperasinya. Jadi sebenarnya, jawaban dalam menciptakan koperasi yang maju dan berkelas itu adalah bagaimana membangkitkan motivasi bagi orang-orang yang ada di dalam koperasi tersebut.
Motivasi ini dapat diartikan sebagai kekuatan yang muncul dari dalam atau pun dari luar diri seseorang dan membangkitkan semangat dan ketekunannya untuk mencapai sesuatu yang diinginkan itu.
Coba sekarang kita kembali ke konteks kesejahteraan yang selama ini dijadikan dan dijanjikan oleh setiap koperasi sebagai tujuannya. Apakah hal itu sudah cukup mampu untuk membangkitkan motivasi kita untuk berkoperasi? Atau justru kita malah gamang tentang maksud kesejahteraan itu, sehingga kita mengartikan kesejahteraan dalam berkoperasi semata-mata hanya dari SHU belaka.
Oleh karena itu, agar kita bisa memahami arti kesejahteraan yang dijanjikan oleh koperasi sebagai tujuannya itu, kita harus memahami dulu tentang hakikat kesejahteraan itu sendiri!
APA ITU SEJAHTERA?
Dari beragam sumber yang saya telah rangkum, SEJAHTERA itu adalah keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan; baik kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, maupun kebutuhan tersier, berdasarkan nilai yang ada pada diri seseorang.
Pada definisi ini, saya menggarisbawahi pada 2 hal, yaitu; pemenuhan kebutuhan dan nilai pada diri seseorang. Kedua hal ini tidak bisa dipisahkan dalam memahami hakikat kesejahteraan itu lebih jauh.
Pertama, pemenuhan kebutuhan. Ada 3 jenis tingkatan kebutuhan dalam kehidupan kita. Dan saat kita berhasil memenuhi setiap tingkatannya, maka kita sejahtera di tingkat itu.
Kedua, nilai yang ada pada diri seseorang. Nah, untuk mengetahui di mana posisi kebutuhan kita yang harus dipenuhi, maka kita harus mengetahui dan menentukan nilai yang kita tetapkan pada diri kita sendiri.
Ok, sekarang kita bahas satu per satu tentang ketiga jenis tingkat kebutuhan itu…
Adapun ketiga jenis tingkat kebutuhan itu adalah:
Pertama, Kebutuhan Primer, yaitu kebutuhan yang sangat mendasar, wajib dan mutlak untuk dipenuhi, tidak boleh tidak! Karena jika tidak, maka fatal akibatnya. Kebutuhan ini pada dasarnya hampir sama pada setiap manusia.
Kebutuhan ini berupa sandang atau pakaian; tidak mungkin kita hidup tanpa menutupi tubuh kita bukan? Kecuali orang gila, ini mungkin tidak menjadi masalah yang fatal bagi mereka. Dengan pakaian, akan melindungi kita dari panas atau dingin, sengatan matahari atau gangguan serangga. Dengan pakaian ini juga akan mencirikan tingkat kebudayaan manusia.
Kemudian, pangan atau makanan dan minuman; dibandingkan dengan sandang, kebutuhan ini sangat krusial, karena kebutuhan ini harus dipenuhi seketika, bagaimana pun caranya! Seorang ahli gizi dari UGM bernama Perdana Samekto, menyebutkan bahwa manusia bisa bertahan tanpa makan hingga tiga minggu. Akan tetapi, tanpa minum manusia hanya bisa bertahan selama 4-7 hari, tergantung situasi, seperti temperatur misalnya. Nah, jika anda tidak bisa memenuhi kebutuhan ini berarti waktu bertahan anda untuk hidup, paling lama hanya 3 minggu, itulah kenapa kebutuhan ini harus dipenuhi seketika.
Selanjutnya, papan atau tepat tinggal; kita memang tidak harus memiliki rumah untuk memenuhi kebutuhan ini. Bisa saja ngontrak, ngekos, atau numpang, tapi intinya bahwa setiap manusia membutuhkan tempat tinggal untuk berteduh. Dimanapun anda tinggal, di akhir hari, semua manusia – tanpa terkecuali – membutuhkan tempat untuk pulang sebagai tempat untuk beristirahat dan melindungi diri dari ancaman cuaca dan lainnya.
Kedua, Kebutuhan Sekunder, yaitu kebutuhan yang sunnah untuk dipenuhin. Biasanya kebutuhan ini dapat dipenuhi setelah kebutuhan primer tercukupi. Berbeda dengan kebutuhan primer yang hampir sama pada setiap manusia, kebutuhan sekunder bisa saja beragam pada masing-masing individu. Ini karena kebutuhan primer merupakan kebutuhan paling dasar untuk menjalani hidup sebagai manusia, sedangkan kebutuhan sekunder terbentuk berdasarkan berbagai faktor.
Beberapa faktor pembentuk tersebut di antaranya:
Faktor Lingkungan; di mana lingkungan yang berbeda bisa memunculkan kebutuhan yang berbeda juga. Misalnya, orang yang tinggal di lingkungan yang panas maka akan membutuhkan kipas angin atau AC. Ini adalah kebutuhan yang sunnah untuk dipenuhin, karena dengan tidak adanya kipas angin atau AC maka mungkin akan mengganggu kehidupannya tapi tidak akan sampai membunuhnya.
Terus, Faktor Agama; misalnya bagi kaum muslim kan diwajibkan untuk menunaikan ibadah shalat 5 waktu sehari, sehingga peralatan shalat seperti mukena, sajadah, sarung, atau peci menjadi kebutuhan sekundernya. Atau bagi umat Nasrani yang menjadikan pohon Natal atau hadiah Natal menjadi kebutuhan sekunder di akhir tahun.
Terus, Faktor Adat Istiadat; atau lebih pada kebiasaan yang berlaku pada suatu masyarakat. Misalnya, kebiasaan masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga saat lebaran tiba, maka kegiatan mudik atau pulang kampung menjadi kebutuhan sekunder yang harus dipenuhi.
Dan Faktor Perkembangan Zaman; misalnya sekitar 20 tahun lalu, HP dan laptop itu masih menjadi barang mewah yang hanya dapat dimiliki oleh orang-orang kaya saja. Tapi saat ini hampir setiap orang sudah memiliki HP, karena sudah menjadi alat komunikasi yang sangat penting bagi interaksi manusia. Maka status barang ini berubah menjadi kebutuhan sekunder.
Ketiga, Kebutuhan Tersier, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder tercapai. Kenapa?
Sebab kebutuhan tersier merupakan kebutuhan yang erat kaitannya dengan barang-barang mewah atau kebutuhan yang bersifat prestisius. Tujuan dari pemenuhan kebutuhan ini adalah untuk meningkatkan status sosial atau gengsi seseorang, bahkan juga dapat dikaitkan dengan hobby orang itu.
Maka tidak semua orang mampu memenuhi kebutuhan tersier ini. Kebutuhan jenis ini biasanya hanya dapat dipenuhi oleh orang-orang yang telah mapan secara ekonomi, atau golongan masyarakat menengah ke atas. Karena sifatnya yang berupa hiburan dan kesenangan belaka, maka kebutuhan tersier tidaklah mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia.
Contoh jenis kebutuhan ini seperti perhiasan mewah, mobil sport mewah, villa, jet pribadi, dan sebagainya.
Untuk lebih jauh mengenal tentang tingkat kebutuhan manusia ini, sebuah teori yang sangat terkenal menyebutkan tentang hirarki kebutuhan manusia. Teori ini dikenal dengan Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow.
Abraham Maslow ini adalah seorang ilmuwan dari keluarga imigran Rusia-Yahudi di Amerika yang lahir pada tahun 1908 di saat perkembangan ilmu psikologi begitu sangat pesat. Ia beranggapan bahwa semua motivasi terjadi sebagai reaksi atas persepsi seorang individu atas lima macam tipe kebutuhan ini. Menurutnya, ke-5 macam kebutuhan ini akan senantiasa dialami setiap individu selama kehidupan mereka.
Nah, ke-5 tipe ini adalah:
Tipe Pertama, Physiological Needs atau Kebutuhan Fisiologis.
Kebutuhan fisiologis ini terdiri dari kebutuhan dasar dan yang bersifat primer. Kadang-kadang dinamakan juga kebutuhan biologikal, seperti makanan dan minuman, kehangatan [karena dia tinggal di wilayah dingin maka kebutuhannya adalah cuaca atau suasana yang hangat, berbeda dengan kita di Indonesia misalnya, yang lebih membutuhkan cuaca yang cenderung dingin].
Kebutuhan fisiologis ini merupakan kebutuhan yang paling kuat dan mendesak yang harus dipenuhi paling utama oleh manusia dalam menjalankan kehidupan kesehariannya. Pada tipe ini manusia tidak ada ubahnya dengan binatang yang hidup hanya untuk kebutuhan-kebutuhan biologikal saja.
Nah, di tipe ini, seseorang yang hidupnya sangat melarat, misalnya, sangat mungkin akan selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan ini, yang lainnya akan diabaikan.
Tipe Kedua, Safety Needs atau Kebutuhan akan Rasa Aman.
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan akan keamanan, atau kebutuhan akan kepastian. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan.
Kebutuhan akan keamanan merefleksikan keinginan untuk mengamankan semua yang sudah dicapai dan untuk melindungi diri sendiri terhadap bahaya, cedera, ancaman, kecelakaan, kerugian atau kehilangan.
Termasuk, kebutuhan untuk merasa memiliki kesehatan yang baik untuk bisa menjaga pencapaian-pencapaiannya itu agar tetap aman. Dan dengan memiliki pekerjaan yang layak, adalah salah satu bentuk penjagaan atas rasa aman dalam kehidupannya.
Tipe Ketiga, Social Needs atau Kebutuhan untuk Diterima.
Seteleh kebutuhan fisiologikal dan keamanan selasai dipenuhi, maka perhatian sang individu beralih pada keinginan untuk mendapatkan kawan, cinta dan perasaan diterima.
Sebagai mahluk sosial, manusia itu senang apabila mereka disenangi. Dan berusaha memenuhi kebutuhan sosialnya pada waktu mereka bekerja, dengan cara melibatkan diri atau membantu di tempat-tempat formal atau informal seperti di dalam organisasi masyarakat, atau mereka bekerja sama dengan rekan-rekan sekerja mereka, dan mereka ikut terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh tempat di mana mereka bekerja.
Tipe Keempat, Esteem Needs atau Kebutuhan untuk Dihargai
Pada tingkatan keempat hieraki Maslow ini, terlihat kebutuhan individu akan penghargaan, atau juga dinamakan dengan kebutuhan “ego”. Kebutuhan ini berhubungan dengan hasrat untuk memiliki citra positif dan menerima perhatian, pengakuan, dan apresiasi dari orang lain. Dalam organisasi, kebutuhan untuk dihargai menunjukan motivasi untuk diakui, tanggung jawab yang besar, status yang tinggi, dan pengakuan atas kontribusi pada organisasi.
Tipe Kelima, Self Actualization atau Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini adalah kebutuhanuntuk mengalami pemenuhan diri, yangmerupakan kategori kebutuhan tertinggi. Kebutuhan ini diantaranya adalah kebutuhan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri secara menyeluruh, meningkatkan kemampuan diri, dan menjadi orang yang lebih baik. Kebutuhan aktualisasi diri oleh organisasi dapat dipenuhi dengan memberikankesempatan orang-orang untuk tumbuh, mengembangkan kreativitas, dan mendapatkan pelatihan untuk mendapatkan tugas yang menantang serta melakukan pencapaian.
Kemudian ke-5 tipe hirarki kebutuhan ini dikelompokkan lagi menjadi 3 kategori, yaitu; Basic Need atau Kebutuhan Dasar untuk tipe pertama dan kedua, Psycological Need atau Kebutuhan Psikologis untuk tipe ketiga dan keempat, dan Self-Fulfilment Need atau Kebutuhan Pemenuhan Diri untuk tipe kelima.